Sabtu, 30 Oktober 2010

Proses Dasar Dalam Kelompok (Storming)

TAHAP STORMING : KONFLIK DALAM KELOMPOK
- Munculnya disagreement, pertengkaran dan friksi diantara anggota kelompok yang melibatkan kata-kata, emosi dan tindakan.

Tahap-tahap perkembangan konflik:
1. Disagreement
- Perlu segera diindentifikasi disagreementnya:
• Apakah benar-benar ada atau sekedar kesalahpahaman
• Apakah perlu segera ditangani atau terselesaikan sendiri jika benar-benar ada
• Menyangkut beberapa faktor situasional minor

2. Confrontation
- Dua orang atau lebih saling bertentangan → verbal attack.
- Diakhir tahap ini, tingkat koalisi (sub kelompok dalam kelompok) dimana anggota kelompok menjadi terpolarisasi (membentuk blok-blok).

3. Escalation
- Pada tahap ini, anggota kelompok menjadi semakin kasar, suka memaksa, mengancam, sampai pada kekerasan fisik → timbul mosi tidak percaya (distrust), frustasi dan negatif reciprocity.

4. Deescalation
- Berkurang atau menurunnya konflik
- Anggota mulai sadar waktu dan energi yang terbuang sia-sia dengan berdebat

Mekanisme pengolahan konflik:
a. Negosiasi : secara interpersonal sengan asumsi bahwa tiap orang akan mendapatkan keuntungan dengan adanya situasi - distributive issues : negosiasi berhasil, satu pihak puas, pihak yang lain mengikuti karena pihak yang lain itu memiliki power - integrative issues : negosiasi berhasil, kedua pihak merasa puas (win win solution)
b. Membangun kepercayaan : dengan mengkomunikasikan keinginan individu secara hati-hati dan harus konsisten antara apa yang diomongkan dengan perilaku aktualnya

5. Conflict Resolution
- Tiap konflik sampai pada tahap ini, meskipun tidak semua pihak puas akan hasilnya

Penyebab konflik :
1. Interdepence
- Tidak semua interdependence menyebabkan konflik, jika:
a. Ada kerjasama antar anggota dalam interdepence shg konflik ↓
b. Ada kompetisi antar anggota dalam interdepence shg konflik ↑
Deutch (1949): - pure cooperation → promotive interdependence : dengan menolong ␣pure competition → contrient interdependence : anggota bisa meraih
tujuannya hanya jika anggota lain gagal memilihnya

2. Influence stategies
- Strategi-strategi untuk mempengaruhi orang lain, ancaman, hukuman
dan negatif reinforcement → meningkatkan konflik

3. Misunderstanding dan misperception

http://veratogatorop.blogspot.com/2010/10/proses-dasar-dalam-kelompok-forming.html

Proses Dasar Dalam Kelompok (Forming)

TAHAP FORMING
A. Pandangan Psikoanalisis
Freud : orang bergabung dalam kelompok karena keanggotaan dapat memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis tertentu
Ada 2 proses pembentukan kelompok, yaitu:
1. Identifikasi
- Energi emosi individu (libido) diarahkan ke dirinya dan orang lain. Individu menjadikan orang lain (orang tua) sebagai model egonya → EGO IDEAL. Penerimaan orang tua sebagai objek kasih sayang anak akan membentuk ikatan yang kuat → kepuasan melalui sense of belonging, kesalingtergantungan, perlindungan terhadap ancaman luar dan meningkatkan self development.
2. Transferen
- Bagaimana pembentukan kelompok pada masa awal kehidupan individu mempengaruhi perilaku kelompok selanjutnya. Individu melihat pemimpin kelompok sebagai figur otoritas sebagaimana individu menganggap orang tuanya.

B. Pandangan Sosiobiologi
- Menurut pandangan ini, orang bergabung dengan kelompok untuk memuaskan keinginan yang kuat untuk berafiliasi secara biologis.
- Didasarkan teori evolusi dari Charles Darwin : bergabung dengan anggota lain dari satu spesies merupakan ekspresi strategi yang stabil secara evolusioner dan kultural dari individu yang dapat meningkatkan rerata kesuksesan reproduksi.

C. Pandangan Proses Pembandingan Sosial
- Leon Festinger (1950, 1954) : orang membutuhkan orang lain karena mereka membutuhkan informasi tentang diri mereka dan lingkungan mereka dan kebutuhan akan informasi. Ini hanya dapat dipenuhi dari orang lain. Individu membandingkan diri mereka dengan orang lain tentang keyakinan, opini dan sikap mereka → apakah benar, valid, sesuai.

D. Pandangan Pertukaran Sosial
- Model ketertarikan kelompok, dengan mempertimbangkan :
1. Reward
2. Cost → minimax principle (berusaha untuk mendapatkan reward yang sebesar- besarnya dan mengurangi cost yang sekecil-kecilnya).

http://veratogatorop.blogspot.com/2010/10/proses-dasar-dalam-kelompok-forming.html

Overview proses dasar dalam kelompok

A. Overview Proses Dasar Dalam Kelompok-Tahapan proses dasar yang terjadi dalam kelompok

Tahap Pertumbuhan Kelompok

Manusia baik sebagai individu maupun sebagai mahluk sosial selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhannya itu, manusia melakukan berbagai upaya. Upaya tersebut selalu berpedoman kepada pengetahuan kebudayaan yang dimiliki dan digunakannya untuk mempersepsi suatu obyek yang dihadapinya dan setelah disertai dengan harapan-harapan tertentu terhadap obyek, kemudian ia bertindak sesuatu atau berperilaku tertentu terhadap obyek tersebut, baik berupa benda-benda maupun manusia lain. Hampir tidak ada upaya seorang individu yang tidak bersentuhan atau tidak memerlukan campur orang lain. Oleh karena itu manusia selalu memerlukan kehidupan berkelompok.

http://rere-psikologi.blogspot.com/2010/10/overview-proses-dasar-dalam-kelompok.html

Individu Dalam Massa

Individu Dalam Massa
• Kehilangan kepribadian yang sadar dan rasional, tindakan kasar dan irasional, menurut secar membabi buta pada pemimpin
• Melakukan hal-hal yang berlawanan dengan kebiasaan → agresi

Teori frustasi-agresi dari Fuller-Miller, mengemukakan:
• Agresivitas merupakan cerminan dari frustasi yang dirasakan oleh massa
• Kuat lemahnya tergantung besar kecilnya hambatan dalam mencapai tujuan tersebut

Menurut Sidis, individu dalam massa akan terkena hipnotis bentuk ringan sehingga pertimbangan kritis hilang

Kondisi Psikologis Individu Dalam Massa
Menurut Gustave Le Bon, massa itu mempunyai sifat-sifat psikologis tersendiri. Orang yang tergabung dalam suatu massa akan berbuat sesuatu, yang perbuatan tersebut tidak akan diperbuat bila individu itu tidak tergabung dalam suatu massa. Sehingga massa itu seakan-akan mempunyai daya melarutkan individu dalam suatu massa, melarutkan individu dalam jiwa massa. Seperti yang dikemukakan oleh Durkheim bahwa adnaya individual mind dan collective mind, yang berbeda satu dengan yang lain. Menurut Gustave Le Bon dalam massa itu terdapat apa yang dinamakan hukum mental unity atau law mental unity, yaitu bahwa massa adalah kesatuan mind, kesatuan jiwa.
Menurut Allport, sekalipun kurang dapat menyetujui tentang collective mind tetapi dapat memahami tentang pemikiran adanya kesamaan (conformity), tidak hanya dalam hal berpikir dan kepercayaan, tetapi juga dalam hal perasaan (feeling) dan dalam perbuatan yang tampak (overt behaviour).

http://veratogatorop.blogspot.com/2010/10/definisi-psikologi-massa.html

Gerakan Massa

Jenis-jenis Gerakan Massa (Danzigers)
1. Gerakan Massa Progresif → merombak norma lama, membentuk norma baru
2. Gerakan Massa Status Quo → mempertahankan norma lama (konservatif)
3. Gerakan Massa Reaksioner → orang yang bersikap untung-untungan → lebih lunak/fleksibel, tidak tegas yang penting golongannya tidak
dirugikan

Penyebab Gerakan Massa
Salah satu pandangan berpendapat bahwa manusia itu merupakan individu yang mempunyai dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan yang pada prinsipnya membutuhkan pemuasan atau pemenuhan. Tetapi dalam kenyataannya tidak semua dorongan atau keinginan itu dapat dilaksanakan secara baik. Dorongan atau keinginan yang tidak memperoleh pelepasan, terdorong dan tersimpan dalam alam bawah sadar, yang pada suatu ketika akan muncul kembali diatas sadar bila keadaan memungkinkan.
Salah satu pendapat yang dikemukakan oelh Freud bahwa struktur pribadi manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu das es atau the id, yaitu berupa dorongan- dorongan yang pada dasarnya dorongan-dorongan tersebut membutuhkan pemenuhan, ingin muncul dan ingin keluar. Yang kedua adalah das ich atau the ego, yang merupakan sensor untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitarnya terutama dengan norma-norma. Yang ketiga, yaitu das uber ich atau the super ego, merupakan kata hati yang berhubungan dengan moral baik buruk.
Dalam kehidupan bermasyarakat adanya norma-norma tertentu yang merupakan pedoman-pedoman yang membatsi gerak atau perilaku anggota masyarakat. Dengan adanya norma-norma itu sebagai anggota masyarakat yang baik tidak dapat berbuat seenaknya. Ini berarti bahwa norma-norma itu berfungsi menyesuaikan dengan keadaan lingkungan, yaitu menyesuaikan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Atas dasar uraian diatas dapat dikemukakan salah satu analisis mengenai perbuatan massa adalah berdasarkan atas faktor psikologis yang mendasarinya, yaitu orang bertindak dalam massa atas dorongan-dorongan yang muncul dari bawah sadar yang semula ditekannya. Karena itu bila banyak hal ditekan merupakan suatu pertanda yang kurang baik, sebab pada suatu waktu dapat muncul dipermukaan bila keadaannya memungkinkan, slah satu bentuk adalah dalam massa.

Proses Dinamika Gerakan Massa
1. Pemusatan perhatian
2. Penciptaan suasana kebersamaan
3. Pusat rasa kagum dan perasaan berada pada suatu massa
4. Pemimpin membayar massa kemana aktivitas akan massa akan dituju

http://veratogatorop.blogspot.com/2010/10/definisi-psikologi-massa.html

Massa Aktif dan Massa Pasif (Park and Burges)

1. Massa aktif yang disebut dengan mob terbentuk karena telah adanya tindakan-tindakan nyata, misalnya demonstrasi, perkelahian massal, dsb.
Menurut Mc Laughlin, paling tidak ada 3 kondisi yang melatarbelakangi, yaitu:
• Adanya problem yang cukup serius
• Upaya penyelesaian problem yang tertunda
• Adanya keyakinan dalam kelompok massa bahwa problem harus diselesaikan

Faktor-faktor yang menyebabkan massa aktif :
• Perasaan tidak puas
→ bertukar pikiran → ide baru → perbuatan yang selalu diulang →
jika sudah matang ‘massa’
• Tekanan jiwa masyarakat
→ memuncak dan meledak

2. Massa pasif yang disebut dengan audience adalah kumpulan orang- orang yang belum melakukan tindakan nyata, misalnya orang-orang berkumpul untuk mendengarkan ceramah, menonton sepakbola, dll


http://veratogatorop.blogspot.com/2010/10/definisi-psikologi-massa.html

Massa Abstrak dan Massa Konkrit

Massa Abstrak dan Massa Kongkrit (Mennicke, 1948)
1. Massa Abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang sama sekali belum terikat satu kesatuan, norma, motif dan tujuan. Alasan timbul :
• Ada Kejadian Menarik
• Individu Dapat Ancaman
• Kebutuhan Tidak Terpenuhi

2. Massa Kongkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri: Ciri-ciri:
• Adanya kesatuan mind dan sikap
• Adanya ikatan batin dan persamaan norma
• Ada struktur yang jelas
• Bersifat dinamis dan emosional, sifat massa jelas.

Antara masssa abstrak dan massa kongkrit kadang-kadang mempunyai hubungan, dalam arti bahwa masa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi massa yang kongkrit dan sebaliknya masa kongkrit dapat berubah menjadi massa abstrak. Tetapi ada kalanya masa abstrak bubar tanpa adanya bekas.

http://veratogatorop.blogspot.com/2010/10/definisi-psikologi-massa.html

Definisi Psikologi Massa

1. Psikologi Massa
a. Psikologi Massa adalah studi mengenai tingkah laku banyak orang atau kumpulan manusia mengenai kelompok-kelompok yang terorganisir dengan longgar sekali (Kamus Lengkap Psikologi).
b. Psikologi massa adalah psikologi yang khusus mempelajari perilaku manusia dalam loosely organized group (Chaplin, 1972).

2. Massa adalah sekumpulan banyak orang (ratusan/ribuan) yang berkumpul dalam suatu kegiatan yang bersifat sementara.

http://veratogatorop.blogspot.com/2010/10/definisi-psikologi-massa.html

Minggu, 17 Oktober 2010

Masaa

Masaa : bersifat temporer, mempunyai tujuan yang sama, tidak terstruktur,
Contoh: pendemo, partai politik
Bedanya masaa dan agrerat adalah.. Masaa itu sekumpulan orang-orang yang sama sekali belum terikat satu kesatuan, norma, motif dan tujuan sedangkan agrerat adalah kumpulan individu yang tidak berinteraksi satu sama lain, agrerat dapat berubah cmenjadi sebuah kelompok.

http://foryourpsycho.blogspot.com/2010/10/ketertarikan-interpersonal.html

Kelompok Kecil

Kelompok kecil : kelompok primer dimana terjadinya face to face dan ada identitas kelompok yang sangat kuat, misalnya ekskul di sekolah

Kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka.

Organisasi : sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama dan terstruktur dengan jelas, misalnya OSIS
Contoh: OSIS di SMA

http://foryourpsycho.blogspot.com/2010/10/ketertarikan-interpersonal.html

Dyad

Sebuah angka dua (dari dýo Yunani, "dua") dalam sosiologi adalah kata benda yang digunakan untuk menggambarkan kelompok dua orang. "Diad" adalah sebuah kata sifat digunakan untuk menggambarkan jenis komunikasi / interaksi. angka dua A adalah sekecil mungkin group.The sepasang sosial individu dalam angka dua bisa dihubungkan melalui bunga romantis, hubungan keluarga, minat, kerja dan sebagainya. Relasi dapat didasarkan pada kesetaraan, tetapi mungkin didasarkan pada hubungan asimetris atau hirarkis (tuan-hamba). Kekuatan hubungan dievaluasi berdasarkan individu menghabiskan waktu bersama-sama, serta pada intensitas emosional dari mereka persahabatan relationship.Dyadic merujuk ke tingkat yang paling cepat dan nyata dari interaksi peer, yang diperluas untuk mencakup bentuk-bentuk baru hubungan pada masa remaja - yang paling terutama, romantis dan hubungan seksual.

http://foryourpsycho.blogspot.com/2010/10/ketertarikan-interpersonal.html

Efek instrumental

Efek instrumental keanggotaan adalah bagian dari keanggotaan itu sendiri.Maksud dari efek instrumental ialah suatu komunikasi antar anggota dan pengaruh dari kebersamaan suatu kelompok.Orang banyak akan melihat dari sisi ini karena orang memilih kelompok karena dia merasa sendiri dan ingin berkelompok

http://foryourpsycho.blogspot.com/2010/10/ketertarikan-interpersonal.html

Keanggotaan Kelompok

Menurut model ini, baik kelompok maupun individu melakukan proses evaluasi dalam hubungan bersama dan membandingkan value-nya dengan hubungan yang selama ini berlangsung. Dalam evaluasi ini perubahan perasaan akan berpengaruh terhadap komitmen yang dimiliki individu. Semakin tinggi perasan positif semakin besar juga komitmen organisasinya.

Ada lima tahap yang dilalui individu dalam model ini, yaitu investigasi, sosialisasi, maintenance, resosialisasi, dan kenangan (remembrance) dan ada juga empat transisi peran yang dilakukannya mulai dari: entry, acceptance, divergence dan exit.

Keanggotaan suatu kelompok berawal dari periode investigasi. Selama investigasi kelompok melakukan rekruitment, dan mencari orang yang bisa memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan kelompok. Sementara itu, individu akan memasuki kelompok karena ia mencari kelompok yang dapat memberikan kontribusi yang memuaskan kebutuhan dasarnya. Tahap ini akan ditandai masuknya individu (entry) ke dalam suatu kelompok dan menjalani proses sosialisasi. Selama sosialisasi kelompok mencoba mengubah individu sehingga ia memberikan kontribusi yang lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok, sementara itu individu mencoba kelompok sehingga ia membeikan dapat memaskan kebutuhannya. Bila aktivitas ini sukses, kedua sisi akan meningkat penerimaannya, sehingga individu melakukan transisi penerimaannya dan menjadi anggora penuh suatu kelompok.
Penerimaan menandai berakhirnya sosialisasi dan kemudian mulai dengan periodee pemeliharaan. Selama pemeliharaan, terjadi proses negosiasi antara individu dan kelompok dalam mencari peran tertentu (misalnya pimpinan kelompok) yang bisa mencapai kepentingan kelompok dan individu secara bersamaan. Bila dalam negosiasi peran sukses, maka tingkat komitment akan semakin tinggi baik bagi kelompok maupun individu. Sebaliknya bila neegosiasi gagal, maka tingkat komitment yang diperoleh akan mencapai kriteria divergen (DC).
Divergensi akan menandai akhir dari tahap maintenance dan memulai tahap resosialisasi. Selama resosialisasi, kelompok mencoba lagi mengubah individu (asimilasi) sehingga ia memberikan kontribusi yang lebih pada pencapian tujuan kelompok. Sedangkan individu mencoba lagi mengubah kelompok (akomodasi) sehingga ia dapat memuaskan kebutuhannya. Bila tingkat komitment meningkat lagi, maka transisi peran dapat terjadi dan individu mendapatkan keanggotaannya kembali pada kelompok secara penuh, namun bila komitment tidak dicapai, maka individu akan melakukan transisi peran dengan cara keluar kelompok .

Keanggotaan kelompok akan berakhir dengan tahap remenbrance, ketika kelompok dan individu mengevaluasi hubungan mereka secara bersama. Evaluasi ini menjadi bagian dari tradisi kelompok dan kenang-kenangan individu. Bila kedua belah pihak melanjutkan kontak satu dengan lainnya, mereka mungkin akan mengevaluasi hubunganya selama ini dalam kondisi baik.

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu.

http://foryourpsycho.blogspot.com/2010/10/ketertarikan-interpersonal.html

Tujuan Kelompok.

Pada dasarnya tujuan kelompok dibagi menjadi dua yaitu, tujuan organisasi formal dan tujuan kebutuhan individual. Tujuan kelompok formal sebagai sarana untuk mengerjakan tugas-tugas yang kompleks yang saling berkaitan dan terlalu sukar untuk dikerjakan oleh siapapun, sebagai sarana untuk mencetuskan gagasan-gagasan yang baru atau pemecahan masalah yang memerlukan kreativitas tertentu, dan sebagai wahana sosialisasi serta pelaksanaan keputusan yang rumit.

Fungsi kelompok individual yang didasarkan bahwa setiap individu memiliki beraneka macam kebutuhan, dan kelompok dapat memenuhi kebutuhan yang meliputi pemenuhan kebutuhan persahabatan, dukungan, dan kasih sayang, sebagai sarana untuk mengembangkan, meningkatkan, dan menegaskan rasa identitas dan memelihara harga diri, sebagai sarana untuk menguji kenyataan sosial melalui diskusi dengan orang lain, pengembangan perspektif, dan konsensus bersama yang dapat mengurangi keragu-raguan dalam lingkungan sosial sehingga dapat diambil sebuah keputusan.

Ciri-ciri utama kelompok

Penelitian mendalam mengenai sifat-sifat dan hasil-hasil interaksi dalam kehidupan (empat) cirri kelompok yaitu :

1. Terdapat dorongan (motif) yang sama pada individu-individu yang menyebabkan terjadinya interaksi di antaranya kea rah tujuan yang sama.

2. terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu-individu yang satu dari yang lain berdasarkan reaksi-reaksi dan kecakapan-kecakapan-kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya. Oleh karea itu, lambat laun mulai terbentuk pembagian tugas serta struktur tugas-tugas tertentu dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan yang sama itu. Di sisi lain, terbentuk pula norma-norma yang kkhas Dalam interaksi kelompok kearah tujuannya sehinggga mulai terbentuk kelompok sosial dengan cirri-ciri yang khas.

3. Pembentukan dan penegasan strukutr (organisasi) kelompok yang jelas dan terdiri atas peranan-peranan dan kedudukan hierarkis yang lambat laun berkembang dengan sendirinya dalam usaha pencapaian tujuan. Terjadi pembatasan yang jelas antara usaha-usaha dan orang yang termasuk ingroup serta usaha-usaha dan orang outgroup.

4. Terjadinya penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok dalam merealisasikan tujuan kelompok. Norma-norma dan pedoman tingkah laku ini sebagaiman juga struktur pembagian tugas anggotanya merupakan norma dan struktur yang khas bagi kelompoknya itu.
http://foryourpsycho.blogspot.com/2010/10/ketertarikan-interpersonal.html

Aktivitas kelompok

Pengertian
Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari tiga orang atau lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara satu sama lainnya, terutama kelompok primer.

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan oleh lebih dari dua orang, tetapi dalam jumlah terbatas dan materi komunikasi hanya diakes oleh kalangan kelompok tersebut.

Penggolongan Kelompok Sosial (Charles H. Cooley)

»Primary group
Kelompok primer lebih intensif dan lebih erat antara anggotanya (face to face). Kelompok primer menjadi sangat penting karena merupakan kerangka untuk mengembangkan sifat-sifat sosial. Sifat komunikasi kelompok bercorak pada kekeluargaan dan simpati.

»Secondary group
Komunikasi kelompok sekunder merupakan komunikasi dalam hubungan yang tidak langsung, tidak akrab, kurang bersifat kekeluargaan dan bersifat formal, lebih objektif.
Prinsip yang ada dalam kelompok sekunder agar efektif adalah : suasana; rasa aman dan kesadaran berkelompok.

Karakteristik Komunikasi Kelompok

»Kepribadian kelompok
Kelompok memiliki kepribadian kelompok sendiri, berbeda dengan kepribadian individu para anggotanya.

»Norma kelompok
Norma didalam kelompok mengidentifikasikan anggota kelompok berperilaku. Tiap kelompok menetapkan sistem nilai dan konsep perilaku normatif mereka sendiri. Norma kelompok ini akan menjadi norma individu.
Napier dan Gershenfeld mengemukakan bahwa para anggota kelompok akan menerima norma kelompok apabila :
(1) Anggota kelompok menginginkan keanggotaan yang kontinyu dalam kelompok
(2) Pentingnya keanggotaan kelompok
(3) Kelompok bersifat kohesif, yaitu anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan dapat memenuhi kebutuhan anggotanya
(4) Pelanggaran kelompok dihukum dengan reaksi negatif dari kelompok.
Efektivitas kelompok dilihat dari aspek produktivitas, moral, dan kepuasan para anggotanya. Produktivitas kelompok dapat dilihat dari keberhasilan mencapai tujuan kelompok. Moral diamati dari semangat dan sikap para anggotanya. Kepuasan dilihat dari keberhasilan anggota dalam mencapai tujuan pribadinya.

Kohesivitas kelompok
Kohesivitas merupakan kekuatan yang saling tarik menarik diantara anggota-anggota kelompok. Faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok antara lain: (1) Perilaku normatif yang kuat
(2) Lamanya menjadi anggota kelompok.

Pemenuhan tujuan
Individu memiliki tujuan yang paralel dengan tuuan kelompok. Oleh karena itu, para anggota kelompok berusaha untuk mencapai keberhasilan tujuan kelompok dan menghindari kegagalan tujuan kelompok.

Pergeseran risiko
Keputusan yang diambil kelompok akan lebih besar beresiko daripada keputusan itu diambil oleh satu kelompok. Hal ini disebabkan adanya penyebaran tanggung jawab yang terjadi di dalam proses pengambilan keputusan kelompok.

Manfaat Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku. Kelompok menjadi kerangka rujukan (frame of reference) dalam berkomunikasi. Kelompok menentukan cara berkata, berpakaian, bekerja, dll. Oleh karena itu, komunikasi kelompok tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari.
Menurut Handy (1985), kegunaan komunikasi kelompok adalah:
(1) Memenuhi kebutuhan sosial
(2) Membentuk konsep diri
(3) Memberi/ menerima dukungan dan bantuan
(4) Berbagi dengan orang lain.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Komunikasi Kelompok
The input – process – out put model
Input adalah sesuatu yang mempengaruhi kelompok. Proses adalah sesuatu yang terjadi dalam kelompok dan Out put adalah sesuatu yang dihasilkan kelompok.

http://foryourpsycho.blogspot.com/2010/10/ketertarikan-interpersonal.html

Ketertarikan Interpersonal

Setiap pribadi adalah sesuatu yang unik dan sangat sulit di imitasi, setiap individu pun tertarik pada hal-hal yang berbeda-beda termasuk juga pada individu lainnya, dan pada saat yang sama juga menarik individu lainnya. Ketertarikan Interpersonal dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk mengevaluasi individu lain dengan penilaian positif secara konsisten. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya ketertarikan ini, diantaranya:

Daya tarik fisik. Inilah salah satu faktor yang sangat sulit di rekayasa, dan mungkin bagi sebagian orang adalah faktor yang paling tidak adil untuk dijadikan kriteria bagi seseorang untuk disukai orang lain. Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa daya tarik fisik memang berpengaruh. Pada sebuah eksperimen di mana mahasiswa dan mahasiswi dipasang kan dengan acak pada suatu "acara dansa" lalu pada pertengahan mereka mengisi kuisioner anonim yang menilai teman dansa nya. Sebelumnya, peneliti telah melakukan beberapa tes kepribadian untuk setiap orang serta penilaian independen tentang daya tarik fisiknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya daya tarik fisik yang memiliki peranan dalam berapa besar seseorang disukai pasangan dansa nya, tidak ada satu pun parameter inteligensi, kecakapan sosial atau kepribadian yang diasosiasikan dengan kesukaan satu sama lain. Penelitian lainnya meminta seorang subjek wanita membaca deskripsi tindakan agresif seorang anak disertai dengan foto anak yang menarik dan tidak menarik, subjek percaya bahwa anak yang menarik lebih kecil kemungkinannya untuk melakukan tindakan agresif itu dibanding anak yang tidak menarik. Dunia memang tidak adil... tetapi untungnya kekuatan daya tarik fisik akan melemah jika yang dicari adalah hubungan jangka panjang.

Kedekatan. Kedekatan di sini dalam arti dekat secara fisik/lingkungan. berbeda dengan "merasa dekat" yang dijelaskan setelah ini. Suatu penelitian terhadap 5000 buku nikah di Philadelphia pada tahun 1930 menunjukkan bahwa sepertiga pasangan tinggal dalam jarak hanya 5 blok satu sama lain. Sayangnya kedekatan hanya membantu pada reaksi awal saja. Hal ini dapat menjelaskan kasus tetangga yang saling membenci dikarenakan proses reaksi awalnya yang tidak baik, tetapi walaupun begitu kedekatan yang terjadi terus-menerus dapat meningkatkan hubungan menjadi persahabatan.
Festinger (1950) menemukan bahwa persahabatan dalam sebuah kompleks perumahan bergantung pada 2 faktor yaitu: seberapa dekat rumah masing-masing dan ke arah mana rumah menghadap.
Hal yang membuat kedekatan ini dapat menjadi ketertarikan karena:
1. Semakin dekat tempat, kemungkinan bertemu semakin sering,
2. Informasi tentang orang-orang yang berada di sekeliling anda dapat lebih mudah didapat,
3. Kemungkinan untuk berinteraksi lebih besar.
Sigal (1974) menemukan bahwa diantara polisi berteman dekat dengan polisi lain yang memiliki huruf awal nama belakang yang sama, ini karena pada saat di asrama mereka mendapatkan kamar berdasarkan urutan alfabet nama belakang mereka. Jika anda salah satu yang percaya bahwa ada seseorang yang menunggu anda di luar sana, bisa saja orang itu ada di dekat anda.

Merasa Dekat/Familiar*. Salah satu alasan mengapa kedekatan dapat menciptakan rasa suka karena meningkatkan perasaan familiar. Efek perasaan familiar menimbulkan ketertarikan adalah fenomena yang sangat umum, sebuah penelitian tentang efek perasaan familiar dilakukan dengan mengambil foto seorang mahasiswi lalu mencetak wajah asli dan bayangan cermin nya lalu diperlihatkan kepada mahasiswi tersebut dan teman-teman dekatnya. Mahasiswi itu lebih menyukai foto cermin nya sementara hasil yang terbalik terjadi pada teman-temannya. Ini dikarenakan mahasiswi itu lebih sering melihat wajah "cermin nya" sementara teman-temannya melihat wajah "aslinya".

Kemiripan. Sering ada yang bilang bahwa orang yang berlawanan menimbulkan daya tarik. Tetapi ada yang dilupakan ketika orang mengatakan,"saya bekerja di belakang meja dan dia pekerja lapangan", "saya orang IT dan dia sejarawan". Mereka lupa bahwa mereka adalah pekerja profesional, mereka memiliki kebangsaan yang sama, tingkat pendidikan yang sama, agama, kelas sosial, usia, dan inteligensi yang hanya berbeda beberapa poin. Jadi anda salah jika hanya melihat 1 atau 2 perbedaan dan menghilangkan persamaan yang begitu banyak, lalu menyimpulkan bahwa perbedaan lah yang menyatukan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 99 persen pernikahan di amerika adalah dari ras yang sama. Salah satu alasan mengapa kemiripan dapat menghasilkan rasa suka karena orang lebih menghargai opini dan pilihan mereka sendiri dan senang bersama orang yang mengabsahkan pilihannya. Walaupun demikian, kepribadian yang berlawanan dapat juga menarik jika saling melengkapi (komplementer) terutama dalam hal dominasi (Markey, 2007), orang yang dominan akan lebih menyukai pasangan yang seringnya mengalah dan sebaliknya.

Social Reward. Seseorang cenderung mengulangi tingkah lakunya jika mereka mendapatkan penghargaan atau keuntungan. Sebuah studi dari 38 pasangan menunjukkan korelasi yang positif antara panjangnya umur hubungan dengan pertukaran penghargaan dan saling memberi, penghargaan dan saling memberi di sini bukan hanya materi tetapi seluruh hal yang bisa didapat dari pasangannya yang menimbulkan perasaan positif dan menimbulkan ketertarikan seperti saling membantu, saling memuji, dan lain sebagainya. Tetapi tidak sesederhana itu, jika pujian dilontarkan tanpa adanya fakta atau fakta ternyata berlawanan malah akan menimbulkan kecurigaan akan adanya motif tersembunyi.

*Terkadang ada juga yang menyebutnya "keakraban" (dan juga digunakan di artikel ini sebelum dilakukan perubahan), tetapi penulis lebih senang menulisnya "Perasaan dekat" terjemahan dari "Familiarity"

http://foryourpsycho.blogspot.com/2010/10/ketertarikan-interpersonal.html

Kelompok efektif dan tidak efektif

Mengfungsikan kelompok secara efektif
Ajarkanlah kepada mahasiswa, peraturan yang berlaku untuk kelompok.
Anggota kelompok diharapkan :

« Berbagi tugas dan peralatan.
« Bekerja sama satu dengan yang lain dengan menggunakan bahasa yang santun dan suara yang baik
« Bersedia mendengarkan pendapat anggota yang lain
« Menghormati anggota yang lain dengan cara bersikap sopan dan memberikan komentar positif terhadap hasil kerja.
« Membantu satu sama lain, terutama bila ada anggota yang mendapat kesulitan.
« Bekerja sama menyiapkan gagasan, presentasi atau proyek yang bagus.
« Membuat catatan pribadi selama berada dalam kelompok.

1. Tetapkan apakah anda menginginkan kelompok yang homogen atau heterogen, serta tentukan jumlah anggota dalam setiap kelompok,. Kelompok homogeny terdiri dari siswa yang mempunyai kebutuhan serta kemampuan yang kurang lebih sama, kelompok heterogen terdiri dari siswa dengan berbagai kebutuhan dan kemampuan berbeda.

2. Tentukan harapan-harapan anda. Terutama mengenai apa yang anda ingin lakukan oleh kelompok itu, dimana, dan kapan? Pahami pila tujuannya.

3. Rencanakan wilayah kerja serta bahan-bahan yang diperlukan sebelum siswa dikelompokkan.

4. Sebelum kelompok dibentuk, berilah pengarahan yang sejelas-jelasnya, baik secara lisan maupun tertulis, aturlah waktu untuk memilih peran kelompok dan bertukar pikiran, dan tetapkan prosedur evaluasi, baik untuk kelompok maupun untuk masing-masing anggota kelompok.

5. Apabila siswa secara individu ingin berperan dalam kelompoknya, (misalnya menjadi ketua kelompok, pembicara, illustrator, dll) jelaskan terlebih dahulu perannya dan cara pembentukannya sebelum kelompok terbentuk.

6. Begitu kelompok mulai bekerja, hendaknya anda berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain dan berikan semangat.

7. Agar cara-cara membentuk kelompok tetap segar, cobalah mencari cara-cara yang inovatif lainnya.

8. Tambahkan unsur-unsur kompetitf dalam pembentukan kelompok.

http://foryourpsycho.blogspot.com/2010/10/kelompok-efektif-dan-tidak-efektif.html

Karakteristik Umum Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Jalaluddin Rakhmat (2004) meyakini bahwa faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:

1. Faktor situasional karakteristik kelompok:

a. Ukuran kelompok.

Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi krja kelompok bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok dapat dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara teroganisasi untuk menghasilkan suatu produk, keputusan, atau penilaian tunggal. Pada kelompok tugas koatif, jumlah anggota berkorelasi positif dengan pelaksanaan tugas. Yakni, makin banyak anggota makin besar jumlah pekerjaan yang diselesaikan. Misal satu orang dapat memindahkan tong minyak ke satu bak truk dalam 10 jam, maka sepuluh orang dapat memindahkan pekerjaan tersebut dalam satu jam. Tetapi, bila mereka sudah mulai berinteraksi, keluaran secara keseluruhan akan berkurang.

Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memelukan kegiatan konvergen (mencapai suatu pemecahan yang benar), hanya diperlukan kelompok kecil supaya produktif, terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber, keterampilan, dan kemampuan yang terbatas. Bila tugas memerlukan kegiatan yang divergen (seperti memhasilkan gagasan berbagai gagasan kreatif), diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar.

Dalam hubungan dengan kepuasan, Hare dan Slater (dalam Rakmat, 2004) menunjukkan bahwa makin besar ukuran kelompok makin berkurang kepuasan anggota-anggotanya. Slater menyarankan lima orang sebagai batas optimal untuk mengatasi masalah hubungan manusia. Kelompok yang lebih dari lima orang cenderung dianggap kacau, dan kegiatannya dianggap menghambur-hamburkan waktu oleh anggota-anggota kelompok.

b. Jaringan komunikasi.

Terdapat beberapa tipe jaringan komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut: roda, rantai, Y, lingkaran, dan bintang. Dalam hubungan dengan prestasi kelompok, tipe roda menghasilkan produk kelompok tercepat dan terorganisir.

c. Kohesi kelompok.

Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakmat, 2004) menyarankam bahwa kohesi diukur dari beberapa faktor sebagai berikut: ketertarikan anggota secara interpersonal pada satu sama lain; ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok; sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personal.

Kohesi kelompok erat hubungannya dengan kepuasan anggota kelompok, makin kohesif kelompok makin besar tingkat kepuasan anggota kelompok. Dalam kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan terlindungi, sehingga komunikasi menjadi bebas, lebih terbuka, dan lebih sering. Pada kelompok yang kohesifitasnya tinggi, para anggota terikat kuat dengan kelompoknya, maka mereka makin mudah melakukan konformitas. Makin kohesif kelompok, makin mudah anggota-anggotanya tunduk pada norma kelompok, dan makin tidak toleran pada anggota yang devian.

d. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan kefektifan komunikasi kelompok. Klasifikasi gaya kepemimpinan yang klasik dilakukan oleh White danLippit (1960). Mereka mengklasifikasikan tiga gaya kepemimpinan: otoriter; demokratis; dan laissez faire. Kepemimpinan otoriter ditandai dengan keputusan dan kebijakan yang seluruhnya ditentukan oleh pemimpin. Kepemimpinan demokratis menampilkan pemimpin yang mendorong dan membantu anggota kelompok untuk membicarakan dan memutuskan semua kebijakan. Kepemimpinan laissez faire memberikan kebebasan penuh bagi kelompok untuk mengambil keputusan individual dengan partisipasi dengan partisipasi pemimpin yang minimal.

e. Homogenitas kelompok

Kelompok cenderung memiliki kesamaan dalam usia, jenis kelamin, dan pandangan-pandangan. Homogenitas tersebut disebabkan dua alasan: (a)Banyak kelompok cenderung menaril orang-orang yang memiliki kesamaan sebelum mereka bergabung,(b)Kelompok cenderung beroperasi dengan cara yang memperkuat kesamaan anggota-anggotanya.

f. Norma sosial
Norma sosial merupakan penentu perilaku yang penting. Norma suatu kelompok berbeda dengan kelompok yangb lain. Kekuatan norma dalam menentukan perilaku menjadi jelas bila kita terlalu sering melanggarnya:kita dijauhi anggota lainnya, dalam kasus yang ekstrim ditekan untuk keluar dari kelompoknya.


2. Faktor personal karakteristik kelompok:

a. Kebutuhan interpersonal

William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientatation), menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai berikut:

1) Ingin masuk menjadi bagian kelompok (inclusion).

2) Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan hierakis (control).

3) Ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain.

b. Tindak komunikasi

Mana kala kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha menyampaiakan atau menerima informasi (secara verbal maupun nonverbal). Robert Bales (1950) mengembangkan sistem kategori untuk menganalisis tindak komunikasi, yang kemudian dikenal sebagai Interaction Process Analysis (IPA).

c. Peranan

Seperti tindak komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana emosional yang lebih baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja (yang tidak jarang menghambat kemajuan kelompok). Beal, Bohlen, dan audabaugh (dalam Rakhmat, 2004: 171) meyakini peranan-peranan anggota-anggota kelompok terkategorikan sebagai berikut:

1) Peranan Tugas Kelompok. Tugas kelompok adalah memecahkan masalah atau melahirkan gagasan-gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan upaya memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang menunjang tercapainya tujuan kelompok.

2) Peranan Pemiliharaan Kelompok. Pemeliharaan kelompok berkenaan dengan usaha-usaha untuk memelihara emosional anggota-anggota kelompok.

3) Peranan individual, berkenaan dengan usaha anggota kelompok untuk memuaskan kebutuhan individual yang tidak relevan dengantugas kelompok.

http://novenadwirespita10508159.blogspot.com/2010/10/karakteristik-umum-kelompok.html

Studi Stimulasi computer

Penggunaan faktor karateristik manusia yang dihubungkan dengan personality dalam penelitian sistem informasi telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. McElroy et al. (2007) menggunakan lima dimensi sifat utama openess to experience, conscientiousness, extraversion, agreeableness, neuroticism, (OCEAN) untuk mengetahui pengaruh terhadap penerimaan teknologi dibandingkan dengan faktor cognitive. Alasan McElroy et al. (2007) meggunkan kepribadian untuk mengukur penerimaan teknologi karena kepribadian faktor bawaan manusia yang bersifa tetap dan cendrung lebih stabil dibandingkan dengan faktor cognitive. Ditemukan dukungan pada proposisi yang menyatakan bahwa faktor personality lebih memprediksi penerimaan teknologi.

Dengan mengkaji enam belas artikel dari tahun 1996 sampai tahun 2006, Ramdani (2007) melakukan meta analisis hubungan antara tiga dari lima dimensi sifat utama openess to experience, extraversion, neuroticism, (OEN) dengan penggunaan e-mail sebagai pemilihan teknologi dan mediasi komunikasi. Analisis yang dilakukan Ramdani (2007) menemukan bahwa dimensi openess to experience, extraversion, neuroticism, (OEN) merupakan dimensi yang berhubungan dengan penggunaan teknologi e-mail.

Kajian yang dilakukan Ramdani (2007) menunjukan bahwa faktor kepribadian merupakan faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan teknologi. Hal tersebut ditujukan dengan penggunaan faktor kepribadian sebagai faktor yang menentukan penerimaan pada enam belas artikel yang dikaji Ramdani (2007). Penggunaan faktor kepribadian utama secara langsung sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh McElroy (200&7).

Dalam penelitian ini, karakter-karakter personality difokuskan pada,
1) kecemasan komputer (computer anxiety) didasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh (Iqbaria et al., 1989), alasan dalam menggunakan kecemasan komputer ini adalah dari hasil penelitian menunjukan bahwa kecemasan komputer berpengaruh langsung terhadap niat (intention) dalam menggunakan teknologi, kecemasan komputer termasuk dalam faktor-faktor personality neuroticism

2) perasaan (affect) didasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh Cheung and Chang (2001), alasan dalam menggunakan perasaan (affect) ini adalah dari hasil penelitian menunjukan bahwa perasaan (affect) secara signifikan berpengaruh pada minat dalam penggunaan internet, perasaan (affect) dalam faktor-faktor personality yaitu openness.dan

3) trust, didasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh McKnight et al, 2002) alasan dalam menggunakan trust ini adalah dari hasil penelitian menunjukan bahwa trust secara signifikan berpengaruh pada minat dalam penggunaan internet, trust termasuk dalam faktor-faktor personality yaitu agreeableness
Pengaruh Kecemasan Komputer (Computer Anxiety) Terhadap Niat Penggunaan Internet
Thatcher et al. (2007) mengatakan bahwa personality, karakteristik demografi dan aspek individual mempengaruhi keyakinan pemakai dan perilaku pemakai. Terdapat tiga personality traits yang mempengaruhi internet anxiety yaitu:
1). Computer anxiety,
2). Computer self-efficacy,
3). Personal innovativeness dengan teknologi informasi.
Computer anxiety didefinisikan sebagai kekuatiran (apprehension) atau takut (fear) berinteraksi dengan komputer, irrespective terhadap bahaya yang riil.

http://winnyworang.blogspot.com/2010/10/pendekatan-terhadap-studi-tentang.html

Eksperimen Laboratorium

2. Eksperimen laboratorium
adalah suatu pengujian yang di lakukan di laboratorium.
Penelitian eksperimen semula diambil dari Ilmu Alam dan dimulai dalam studi ilmu Psikologi. Wilhelm M. Wundt, seorang Psikolog dari Jerman, memperkenalkan metode eksperimen ke dalam studi Psikologi. Wundt mendirikan sebuah laboratorium eksperimen dan dijadikan sebagai contoholeh para ilmuwan sosial. Akhir abad 18, Jerman sebagai pusat pengetahuan berhasil mengundang para ilmuwan sosial dari seluruh dunia untuk mempelajari metode tersebut.
Menjelang tahun 1900, peneliti dari Amerika dan berbagai universitas didunia mendirikan laboratorium Psikologi untuk melakukan penelitian eksperimen. Kelahiran penelitian eksperimen dalam ilmu sosial telah mengubah pendekatan ilmu sosial yang filosofis, introspektif, dan integratifmenjadi interpretif. Pada masa Perang Dunia II, penelitian eksperimen mulai banyak digunakan dalam bidang sosial untuk menjelaskan studi mengenai mental manusia dan kehidupan sosial secara objektif dan tidak bias.

Perluasan penggunaan metode eksperimen pada era ini ditandai dengan:
Behaviorisme, yang menekankan pada studi mengenai pengukuran tingkah laku sebagai ekspresi mental seseorang.
Kuantifikasi, yang menekankan penghitungan fenomena sosial dengan angka-angka. Dalam ilmu sosial, penghitungan berbasis angka banyak diterapkan dalam statistika sosial.
Perubahan dalam subjek penelitian. Penelitian eksperimen pada awalnya menekankan peneliti professional sebagai subjek dari penelitian tersebut. Namun dalam perkembangannya, subjek penelitian eksperimen berupa orang-orang awam yang belum dikenalnya, sehingga obyektifitas dari hasil penelitian tersebut lebih terjamin.
Aplikasi praktis. Penelitian eksperimen diterapkan secara praktis dalam berbagai hal untuk menguji hubungan sebab akibat.
Tahun 1950 dan 1960, metode penelitian eksperimental ini sudah banyak digunakan dalam peneliti sebagai cara untuk menguji hipotesa dengan standar error yang kecil. Memasuki tahun 1970, penelitian eksperimen semakin banyak digunakan untuk mengevaluasi penelitian. Dan sampai saat ini, penelitian eksperimen merupakan penelitian yang banyak digunakan karena sifatnya yang logis,sederhana, konsisten, memerlukan sedikit biaya, dan secara jelas menggambarkan hubungan sebab akibat antar gejala.

Karakteristik
Penelitian percobaan setidaknya memiliki 3 ciri utama, yakni:
1. Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok percobaan.
3. Berfokus pada keabsahan ke dalam (internal validity).

Contoh
Dalam sebuah penelitian yang menguji mengenai pengaruh tayangan kriminalitas terhadap tingkatagresifitas anak, terdapat dua kelompok yang masing-masing beranggotakan 15 orang. Kelompok pertama dimasukkan ke dalam sebuah ruangan selama beberapa waktu dan sengaja hanya diberikan tayangan kriminalitas, sedangkan kelompok kedua dibiarkan untuk memilih menonton tayangan apa saja. Setelah beberapa waktu, dapat dibandingkan hasil percobaan yang telah kita lakukan terhadap kelompok pertama dan kelompok kedua.

Langkah
Secara garis besar, langkah yang ditempuh dalam penelitian percobaan adalah
1. Menetapkan topik penelitian
2. Menyempitkannya dalam pertanyaan penelitian
3. Mengembangkan hipotesa
4. Merancang desain penelitian eksperimen yang baik
5. Menetapkan berapa jumlah kelompok
6. Menentukan kapan dan bagaimana memasukkan stimulus
7. Menentukan kapan melakukan pengukuran variable terikat.
8. Membuat analisa dan kesimpulan akhir.

Hal-hal yang perlu disiapkan
Langkah awal melakukan penelitian percobaan adalah dengan menentukan kelompok mana yang menjadi kelompok eksperimen (kelompok yang diberi stimulus), kelompok mana yang menjadi kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi stimulus), apa stimulus yang diberikan, dan cara pengambilansampel tersebut. Cara pengambilan sampel tersebut dibedakan menjadi menjadi pembagian acak (random assignment) dan pencocokkan(matching). Pembagian acak berarti membagi sampel yang telah dipilih menjadi dua kelompok secara acak, tanpa berdasar pada urutan tertentu dengan tujuan pembandingan. Pencocokkan berarti membagi sampel tersebut berdasarkan kesamaan karakteristik tertentu. Pengambilan berdasarkan pencocokkan ini jarang dilakukan karena sulitnya peneliti untuk menemukan kesamaan antara subjek-subjek penelitian.
Setelah membagi ke dalam dua kelompok tersebut, peneliti membandingkan hasil percobaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum melakukan percobaan, pihak peneliti akan melakukan test awal (pretest) untuk mengamati gejala variable terikat sebelum diberikan stimulus. Setelah percobaan berakhir, pihak peneliti akan melakukan test akhir (posttest) untuk membandingkan adanya pengaruh variable sebab terhadap variable akibat. Dari sana, hubungan sebab akibat antar gejala akan teruji.

Jenis
Secara garis besar, penelitian percobaan (eksperimen) terbagi menjadi penelitian laboratorium(laboratory experiment) dan penelitian lapangan (field experiment). Masing-masing penelitian tersebut memliki kelebihan dan kelemahan tersendiri.

Penelitian laboratium
Penelitian laboratorium merupakan penelitian yang dilakukan dalam ruangan tertutup, dimana kelompok eksperimen dijauhkan dari variable pengganggu sebab dapat mempengaruhi hasil dari pengujian hubungan sebab akibat.
Kelebihan penelitian ini adalah hasil dari penelitian ini lebih dapat dipertanggungjawabkankeabsahannya karena hanya memfokuskan pada pengujian hubungan sebab dan akibat.
Kelemahan penelitian laboratorium adalah penelitian ini belum tentu dapat diberlakukan dalamkehidupan sehari-hari.

http://winnyworang.blogspot.com/2010/10/pendekatan-terhadap-studi-tentang.html

1. Filed Study

Penelitian lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dalam ruangan terbuka, dimana kelompok eksperimen masih dapat berhubungan dengan faktor-faktor luar.
Kelebihan penelitian lapangan adalah hasil penelitian ini dapat diberlakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Kelemahan penelitian lapangan adalah tingkat kepastian hubungan sebab akibat tidak sebesar pada penelitian laboratorium karena sulitnya untuk mengontrol variabel-variabel pengganggu.


http://winnyworang.blogspot.com/2010/10/pendekatan-terhadap-studi-tentang.html

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok

A. Faktor Situasional : Karakteristik Kelompok
1. Ukuran kelompok , menurut (Hare, 1952) kelompok yang efektif berjumlah 5 orang.
2. Jaringan komunikasi
3. Kohesi kelompok, yaitu
kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok (Collins & Raven, 1964)
Menurut Mc David & Harori (1964), kohesi kelompok diukur dari :
• ketertarikan satu sama lain secara interpersonal
• ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok
• sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat pemuas kebutuhan anggotanya
4. Kepemimpinan, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat berkomunikasi secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok (Cragan & Wright,1980)
B. Faktor Personal : Karakteristik Anggota Kelompok
Menurut (Cragan & Wright, 1980) 2 dimensi interpersonal, yaitu :
1. Proses interpersonal : keterbukaan, percaya, simpati
2. Kebutuhan interpersonal → William C Schultz (FIRO) : inklusi, kontrol, afeksi.

http://raraajah.wordpress.com/2010/10/09/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-efektivitas-kelompok/

TEORI SINTALITAS KELOMPOK

Teori Sintalitas Kelompok (Group Syntality Theory)
Teori Sintalitas Kelompok merupakan perwujudan dari proses komunikasi dari suatu kelompok. Teori ini dikembangkan oleh Cattell pada tahun 1948. Cattell berpendapat bahwa untuk dapat membuat perkiraan-perkiraan ilmiah yang tepat, segala sesuatu harus dapat diuraikan, diukur, dan diklasifikasikan dengan tepat dan cermat. Dalam teori sintalitas ini, Cattell menjelaskan bahwa dalam suatu kelompok haruslah memiliki kepribadian yang dapat dipelajari. Dengan alasan ini, Cattell dengan teorinya dikatakan sebagai pengembang Psikologi yang dinamakan Psikologi Kepribadian Kelompok.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari teori ini merupakan asal kata dari sintalitas (syntality) yang digunakan oleh Cattell untuk menunjukkan “kepribadian kelompok” yang mencankup kebersamaan, dinamika, temperamen, dan kemampuan kelompok. Dasar-dasar pendapat yang dikemukakan oleh Cattell dipengaruhi oleh pandangan McDougall (1920) tentang kelompok, yaitu :
- Perilaku dan struktur yang khas dari suatu kelompok akan tetap ada walaupun anggota-anggotanya berganti.
- Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam ingatan.
- Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan.
- Kelompok mampu berespons secara keseluruhan terhadap suatu rangsang yang tertuju pada salah satu bagiannya.
- Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi.
- Kelompok menunjukkan adanya pertimbangan-pertimbangan kolektif (bersama).
Cattell mengemukakan setidaknya membutuhkan tiga panel dalam suatu kelompok, yang terdiri atas : sifat-sifat sintalitas yaitu pengaruh dari adanya kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap kelompok lain maupun terhadap lingkungan; sifat-sifat struktur kelompok yaitu hubungan yang tercipta antara anggota kelompok, perilaku-perilaku di dalam kelompok, dan pola organisasi kelompok; dan sifat-sifat populasi yaitu sifat rata-rata dari anggota-anggota kelompok. Hubungan dari ketiga panel ini adalah saling ketergantungan. Selain dari tiga panel yang telah diuraikan tersebut, Cattell juga menyatakan adanya dua aspek penting pada kelompok, yaitu : eksistensi kelompok tergantung pada kebutuhan individu anggotanya dan kelompok-kelompok biasanya saling tumpang tindih.

http://riantipsikokelompok.wordpress.com/2010/10/09/teori-sintalitas-kelompok/

TEORI PRODUKTIVITAS

Teori Produktivitas Kelompok Teori Prestasi kelompok dikemukakan oleh Stogdill pada tahun 1959. Stogdill menganggap bahwa teori-teori tentang kelompok pada umumnya didasarkan pada konsep tentang interaksi yang memiliki kelemahan teoritis tertentu. Maka dari itu, Stogdill mengajukan teori prestasi kelompok. Teori yang dikemukakan oleh Stogdill ini, menyertakan:
A. masukan (input)
B. variabel media
C. keliaran (output)
Teori ini merupakan hasil pengembangan dari teori-teori sebelumnya yang tergolong dalam tiga orientasi yang berbeda, seperti : orientasi penguat (teori-teori belajar), orientasi lapangan (teori-teori tentang interaksi), dan orientasi kognitif (teori-teori tentang harapan).
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari teori ini adalah proses terjadinya dalam kelompok dimana dimuiai dari masukan ke keluaran melalui variabel-variabel media. Dalam teori ini akan terdapat umpan balik (feed-back). Berikut ini adalah penjabaran teori prestasi yang terbagi atas beberapa faktor yang mempengaruhi suatu kelompok, yaitu :
a.Masukan dari anggota merupakan sumber input.
Menurut Stogdill, kelompok adalah suatu sistem interaksi yang terbuka. Struktur dan kelangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan-tindakan anggota dan hubungan antara anggota. Ada tiga elemen penting yang termasuk dalam masukan anggota, yaitu : interaksi sosial (menyatakan suatu hubungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, interaksi ini terdiri atas aksi dan reaksi antara anggota-anggota kelompok yang berinteraksi); hasil perbuatan (bagian dari suatu interaksi yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja sama, berencana, menilai, berkomunikasi, membuat kepetusan); dan harapan (kesediaan untuk mendapatkan suatu penguat, fungsi dari harapan ini adalah sebagai dorongan (drive), perkiraan tentang menyenangkan atau tidaknya dasil, dan perkiraan tentang kemungkinan hasil itu akan benar-benar terjadi).
b. Variabel media
Variabel media menjelaskan mengenai berfungsinya suatu kelompok. Elemen-elemen yang ada di dalamnya, yaitu : struktur formal (struktur formal mencakup fungsi dan status dimana kelompok terdiri atas individu-individu yang masing-masingmembawa harapan dan perbuatannya sendiri) dan struktur peran (struktur peran mencakup tanggung jawab dan otoritas dimana individu yang menduduki posisi tertentu hampir tidak berpengaruh pada status dan fungsi posisi tersebut).
c. Prestasi kelompok
Prestasi kelompok merupakan output atau tujuan dari kelompok. Ada tiga unsur yang menentukan prestasi kelompok, yaitu : produktivitas (derajat perubahan harapan tentang nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku kelompok), moral (derajat kebebasan dari hambatan-hambatan dalam kerja kelompok menuju tujuannya), dan kesatuan (tingkat kemampuan kelompok untuk mempertahankan struktur dan mekanisme operasinya dalam kondisi yang penuh tekanan (stress).

http://raraajah.wordpress.com/2010/10/09/teori-produktivitas-kelompok/

Minggu, 03 Oktober 2010

DINAMIKA KELOMPOK

Dinamika kelompok mencakup kajian dan analisa tentang bagaimana cara orang saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam suatu kelompok kecil. Kajian tentang dinamika kelompok memberi sarana untuk menganalisa komunikasi kelompok dengan maksud mengubah kelompok agar lebih efektif (Davis, 1981; La Monica, 1979).

Yang perlu diamati dalam kelompok

1. Tujuan Kelompok
2. Latar Belakang Kelompok
3. Partisipasi Kelompok
4. Pola Komunikasi
5. Keterpaduan kelompok dan keanggotaannya
6. Suasana Kelompok
7. Norma-norma kelompok
8. Prosedur Pengambilan keputusan.

Fase-fase Kelompok

1. Fase Pembentukan atau orientasi
Dalam fase ini anggota kelompok menemukan dirinya. Mereka menginginkan keunikan, saling menguji untuk prilaku yang dapat diterima atau tidak. Merupakan waktu untuk pertukaran informasi, untuk menemukan aturan dasar dan untuk mengukur ketepatan.

2. Fase Konflik atau kekacauan
Selama fase ini anggota kelompok menempati posisi, kendali dan pengaruh. Terdapat perebutan kepemimpinan dan meningkatnya kompetisi. Pemimpin menolong anggota melalui fase ini, membantu peranan dan penugasan.

3. Fase Kohesi atau penormalan
Peran dan norma dibuat dengan bergerak kearah consensus dan objektif. Anggota mencapai pemahaman umum tentang sifat sejati dari kesempatan. Mereka akan mendiagnosa akar penyebab dari masalah, penyimpangan dari kinerja yang diharapkan. Moral dan kepercayaan membaik dan yang negative ditekan. Pemimpin membimbing dan mengarahkan sesuai kebutuhan.

4. Fase Bekerja atau berpenampilan
Anggota bekerja dengan penampian penuh, lebih banyak membuka diri dan kesatuan. Mereka menyelesaikan tugas. Pemimpin dapat memberikan intervensi sesuai kebutuhan.

5. Fase Terminasi
Bila tujuan terpenuhi maka kelompok akan berakhir. Pemimpin membimbing anggota untuk meringkas diskusi, mengekspresikan perasaan dan membuat pernyataan tertutup. Terdapat keengganan untuk berhenti.

http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/dinamika-kelompok/

Psikologi kelompok psikologi Sosial

Psikologi sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan merupakan cabang dari ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial. Dari berbagai pendapat tokoh-tokoh tentang pengertian psikologi sosial dapat disimpulkan bahwa psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial.
Sedangkan latar belakang timbulnya psikologi sosial, banyak beberapa tokoh berpendapat, semisal, Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologi sosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi sosial antar manusia. Bedah lagi dengan Gustave Le Bon, bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa individu dan jiwa massa yang masing-masing berlaianan sifatnya.
Jiwa massa lebih bersifat primitif (buas, irasional, dan penuh sentimen) dari pada sifat-sifat jiwa individu. Berlaianan dengan Le Bon, Sigmund Freud berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa individu, hanya saja sering tidak disadari oleh manusia itu sendiri karena memang dalam keadaan terpendam. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang berpendapat dalam buku yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan psikologi sosial.

Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi sosial tumbuh secara aktif dan program gelar dalam psikologi dimulai disebagaian besar universitas
Dasar mempelajari psikologi sosial berdasarkan potensi –potensi manusia, dimana potensi ini mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan masyarakat. Potensi-potensi tersebut antara lain:
1. kemampuan menggunakan bahasa
2. adanya sikap etik
3. hidup dalam 3 dimensi (dulu, sekarang, akan datang )
Ketiga pokok di atas biasa disebut sebagai syarat human minimum. Dengan demikian yang tidak memenuhi human minimum dengan sendirinya sukar digolongkan sebagai masyarakat. Obyek manusia mempelajari psikologi sosial adalah kegiatan-kegiatan sosial / gejala-gejala sosial. Sedangkan metode sosial antara lain : a. Metode Eksperimen, b. Metode survey, c. Metode Observasi, d. Metode diagnostik – psychis, e. Metode Sosiometri.
Sebagai ilmu yang obyeknya manusia, maka terdapat saling hubungan antara psikologi sosial dengan ilmu-ilmu lain yang obyeknya juga manusia seperti misalnya : Ilmu hukum, Ekonomi, sejarah, dan yang paling erat hubungannya adalah sosiologi. Letak psikologi sosial dalam sistematik psikologi termasuk dalam psikologi yang bersifat empirik dan tergolong psikologi khusus yaitu psikologi yang menyelidiki dan yang mempelajari segi-segi kekhususan dari hal-hal yang bersifat umum dipelajari dalam lapangan psikologi khusus. Sedangkan kedudukan psiklogi sosial didalam lapangan psikologi termasuk dalam psikologi teoritis, sedangkan psikologi sosial tergolong dalam psikologi teoritis.
Mengenai psikologi sosial terdapat pertentangan faham diantara beberapa tokoh ilmu jiwa sosial yang dalam garis besarnya dapat dikelompokan menjadi dua aliran yakni, aliran subyektifisme yang menyatakan bahwa individulah yang membentuk masyrakat dalam segala tingkah lakunya. Dan aliran kedua adalah, obyektivisme yang merupkan kebalikan dari aliran subyektivisme, bahwa masyarakatlah yang menentukan individu.
Selain dua aliran di atas, masih ada aliran yang membicarakan masalah hubungan antara individu dengan masyarakat diantaranya adalah aliran historis dan cultural personality.
Dinamika kelompok dan psikologi sosial
• Dinamika kelompok erat kaitannya dengan psikologi sosial
• Objek studi psikologi sosial mempelajari tingkah laku individu dalam hubungannya dengan situasi sosial
• Situasi sosial sangat berkaitan dengan adanya kelompok dan tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh kelompok
Mengapa dinamika kelompok?
Dinamika kelompok sebagai fenomena interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dan anggota kelompok berinteraksi dalam kelompok – kelompok sosial.
Dinamika kelompok sosial :
• Dinamika : interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan kelompok lain
• Kelompok : kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan yang sama
• Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih anggota yang memiliki hubungan atau ikatan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan anggota lain dan berlangsung dalam situasi yang alami.
Dinamika kelompok sosial
• Cartwright dan Zanden ( 1968 )
Dinamika kelompok itu sekumpulan individu yang mempunyai hubungan antara anggota yang satu dengan yang lain membuat mereka saling tergantung dalam tingkatan tertentu.
• Baron & Byrne
Kelompok memiliki dua ciri psikologis yaitu adanya sense of belonging dan terjadinya interdepdensi
• Forsyth ( 1983 )
Kelompok adalah dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi melalui interaksi sosial
Fungsi dinamika kelompok
• Membentuk kerja sama yang saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup ( membentuk jejaring / networking )
• Memudahkan segala pekerjaan ( banyak pekerjaan yang tidak dapat dilakukan tanpa bantuan orang lain )
• (terjadi pembagian tugas ) : Mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga lebih cepat, efektif, dan efisien
• Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat ( Dalam kelompok individu dapat memberikan masukan, berinteraksi dan memiliki peranan yang sama dalam masyarakat. )

http://blog.unila.ac.id/rone/mata-kuliah/psikologi-sosial/

PENGERTIAN DINAMIKA KELOMPOK

Pengertian dinamika kelompok dapat diartikan melalui asal katanya, yaitu dinamika dan kelompok.
Pengertian dinamika Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan
Sebagaimana menurut Drs. Soelaiman Joesoyf (1986), memberikan batasan bahwa :
“Perubahan secara besar maupun secara kecil atau perubahan secara cepat atau lambat itu sesungguhnya adalah suatu dinamika, artinya suatu kenyataan yang berhubungan dengan perubahan keadaan”.
Pengertian kelompok
Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut Winardi bahwa :
“Kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi”.
Pengertian dinamika kelompok
Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Drs. Soelaiman Joesoyf (1983) menyebutkan bahwa :
“Dinamika Kelompok berarti suatu kumpulan dari dua atau lebih individu di mana perubahan individu satu dapat mempengaruhi individu lain.”


http://dinamika-ok.blogspot.com/

PENGERTIAN KELOMPOK

Kelompok adalah agregat sosial dimana anggota-anggotanya yang saling tergantung, dan setidak-tidaknya memiliki potensi untuk melakukan interaksi satu sama lain.
Kelompok adalah suatu kolektif yang terdiri atas berbagai organisme dimana eksistensi semua anggota sangat penting untuk memuaskan berbagai kebutuhan individu. Artinya, kelompok merupakan suatu alat untuk mendapatkan berbagai kebutuhan individu. Individu menjadi milik kelompok karena mereka mendapatkan berbagai kepuasan ssebaik mungkin melalui organisasi yang tidak dengan mudah mereka dapatkan melalui cara lainnya (Cartwright & Zander, 1971: 20).
Sedangkan menurut Wekley dan Yulk (1977) mengemukakan bahwa kelompok merupakan suatu kumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain secara teratur dalam suatu periode tertentu, dan merasakan adanya ketergantungan diantara mereka dalam rangka mencapai satu atau lebih tujuan bersama.
Dari tiga pengertian di atas, maka dapat saya simpulkan bahwa pengertian kelompok tidak terlepas dari unsur-unsur berupa keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun ini tidak berlaku bagi sekumpulan individu yang tidak memenuhi unsur-unsur di atas, maka belumlah dikatakan sebagai kelompok misalnya penonton sepakbola yang menjadi sekumpulan individu namu mereka tidak saling mengenal dan tidak melakukan interaksi.
http://artikel-duniapsikologi.blogspot.com/2008/12/kelompok-bermain.html